Sekolah Jubilee Peringati HUT Pramuka
Jakarta, LINK—Pada 14 Agustus 2019, Sekolah Jubilee memperingati Hari Pramuka yang ke-58 dengan tema nasional "Gerakan Pramuka Bersama Seluruh Komponen Bangsa Siap Sedia Membangun Keutuhan NKRI", segenap civitas akademika Sekolah Jubilee mengikuti upacara dengan khidmat di lapangan basket Sekolah Jubilee. Konselor Sekolah Jubilee Mr Yohannes Guritno bertindak sebagai Pembina Upacara dan hadir pada kesempatan tersebut Wakil Ketua Yayasan Citra Bangsa Mulia (YCBM) Bapak Yohannes Jemakir, para kepala sekolah, supervisor, guru-guru, staf dan seluruh siswa-siswa Sekolah Jubilee. Upacara dimulai dengan menyanyikan lagu “Himne Pramuka” secara bersama diiringi Mr Robinson Pasaribu dengan dirijen Jean Claudia siswa SMP Jubilee kelas 9B. Turut dibacakan pula Tri Satya dan Dasa Darma Pramuka.
Bermula dari perkemahan di sebuah bukit Brown Sea, Inggris dalam tempo delapan hari pada 25 Juli 1907, muncul ide dari Lord Robert Baden Powell untuk mencetuskan Pramuka. “Baden Powell mengumpulkan 21 anak yang bermasalah dan berbuat kriminal untuk berlatih bersama lalu mereka menjadi pemuda-pemuda yang baik. Mereka berkemah, berenang, menggembleng karakter secara bersama dan menjadi pemuda yang bertanggung jawab. Scout adalah istilah Pramuka yang diprakarsai Powell pertama kali di Inggris ketika itu. Disebut Scouting atau Scout Movement karena pada awalnya gerakan ini berupa pengembangan secara fisik, mental, dan spiritual kepada para pemuda. Sebagai tahap awal merintis pramuka, Powell membentuk Scout khusus untuk anak laki-laki. Dia juga menulis Scouting for Boys, buku pedoman itu menjadi panduan bagi anak-anak pramuka,” kata Mr Guritno.
Baden Powell mendapatkan respon positif di beberapa negara Eropa, termasuk Belanda yang ketika itu menjajah Indonesia. NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging [Persatuan Pandu-Pandu Hindia Belanda]) inilah yang kemudian menjadi cikal bakal berdirinya Pramuka di Indonesia. Begitu banyak organisasi kepanduan, sehingga keluarlah Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 yang menginstruksikan menyatukan 66 macam organisasi kepanduan. Pelantikan Ketua Majelis Pimpinan Nasional Gerakan Pramuka dengan ketua Sri Sultan HB X berlangsung pada 14 Agustus 1961, dan hingga kini diperingati sebagai hari jadi Gerakan Pramuka.
“Jadilah anak-anak muda yang selalu mempunyai semangat Pramuka berpegang pada Tri Satya yakni Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh: Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan dan Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila, Menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat dan Menepati Dasa Dharma Pramuka,” kata Mr Guritno. Adapun Dasa Dharma Pramuka meliputi: 1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. 2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. 3. Patriot yang sopan dan ksatria. 4. Patuh dan suka bermusyawarah. 5. Rela menolong dan tabah. 6. Rajin, terampil, dan gembira. 7. Hemat, cermat, dan bersahaja. 8. Disiplin, berani, dan setia. 9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya. 10.Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Upacara peringatan Hari Pramuka ditutup dengan persembahan lagu “Bagimu Negeri” karya R. Kusbini oleh Mr Robinson Pasaribu. (Ab/JMC).